Powtoon - Yunia Riswanti XI MM1 Tugas dgp Powtoon

Embed code

Select a size, the embed code changes based on your selection.

_abc Powtoon Transcript

DESAIN
Komunikasi
VISUAL
YUNIA RISWANTI
XI MM1
TUGAS DGP
APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG DKV?
Desain komunikasi visual (DKV) adalah sebuah disiplin ilmu yang menggabungkanantara desain, seni, dan komunikasi dalam menciptakan sebuah pesan yang mudah dipahami dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Dkv biasanya digunakan untuk membuat berbagai macam media visual seperti poster, brosur, kemasan produk, situs web, dan lain-lain. 
materi
dkv
PRINSIP DESAIN,adalah aturan dasar dalam menciptakan sebuah karya desain yang baik dan efektif. 
TIPOGRAFI, adalah seni dan ilmu pemilihan dan pengaturan jenis huruf pada sebuah karya desain. 
WARNA, adalah unsur penting dalam DKV karena dapat menimbulkan berbagai perasaan dan emosi pada pengamat.
KOMPOSISI, adalah pengaturan elemen-elemen desian dalam sebuah karya agar terlihat seimbang dan harmonis.
VISUALISASI DATA, adalah tekhnik untuk menyajikan informasi dan data dalam bentuk visual yang mudah dipahami oleh pengamat.
ILUSTRASI DAN FOTOGRAFI, adalah tekhnik visual untuk menggambarkan sebuah konsep atau ide dalam sebuah karya desain.
USER EXPERIENCE (UX), adalah prinsip desain yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang baik dan mudah diguanakan dalam sebuah produk atau layanan. 
BRANDING DAN IDENTITAS VISUAL, adalah aspek penting dalam DKV yg berfokus pada pencitaan citra merek dan identitas visual yg kuat dan mudah dikenali oleh target audiens.
Beberapa prinsip desain yang sering diguanakan dalam DKV
Keseimbangan (balence) keseimbangan mengacu pada distribusi elemen-elemen visual dalam karya desai supaya terlihat seimbang dan harmonis. Keseimbangan dapat dibagi dua yaitu, keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Kontras (Contrast) kontras mengacu pada perbedaan antara elemen-elemen visual dalam sebuah karya desain. kontras mencakup pada perbedaan warna, ukuran, bentuk, tekstur dan lain.Repetisi (Repetition) Repetisi mengacu pada pengulangan elemen-elemen visual yang sama atau serupa dalam sebuah karya desain. Repetisi dapat membantu menciptakan kesan yang konsisten dan teratur dalam sebuah karya desain.Proporsi (Proportion) Proporsi mengacu pada hubungan antara ukuran dan bentuk elemen-elemen visual dalam sebuah karya desain. Proporsi yang tepat dapat menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam sebuah karya desain.Hierarki (Hierarchy) Hierarki mengacu pada penekanan atau pengurangan elemen-elemen visual dalam sebuah karya desain untuk menciptakan hierarki atau urutan pentingnya informasi dalam karya desain.Ritme (Rhythm) Ritme mengacu pada pengulangan elemen-elemen visual dengan interval tertentu dalam sebuah karya desain. Ritme dapat menciptakan gerakan visual yang menarik dalam karya desain.Kesatuan (Unity) Kesatuan mengacu pada koherensi visual antara elemen-elemen dalam sebuah karya desain. Kesatuan menciptakan kesan bahwa elemen-elemen dalam sebuah karya desain saling terkait dan terhubung satu sama lain.Pemahaman yang baik tentang prinsip desain dapat membantu seorang desainer menciptakan karya desain yang efektif, estetis, dan mudah dipahami oleh target audiens.
Contoh Prinsip Desain Grafis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tipografi antara lain:

Jenis huruf (Typeface) Pemilihan jenis huruf yang tepat sangat penting dalam tipografi. Beberapa jenis huruf yang sering digunakan dalam DKV antara lain serif, sans-serif, script, dan display. Jenis huruf yang dipilih harus sesuai dengan konteks dan tujuan karya desain.

Ukuran huruf (Font size) Ukuran huruf harus dipilih dengan hati-hati agar mudah dibaca oleh target audiens. Ukuran huruf yang terlalu kecil dapat sulit dibaca, sedangkan ukuran huruf yang terlalu besar dapat mengalihkan perhatian dari karya desain.

Spasi (Spacing) Spasi antara huruf, kata, dan paragraf harus dipilih dengan hati-hati agar mudah dibaca dan terlihat seimbang. Spasi yang terlalu rapat atau terlalu longgar dapat mengganggu keterbacaan dan estetika dari sebuah karya desain.

Warna huruf (Color) Warna huruf harus dipilih dengan hati-hati agar mudah dibaca dan sesuai dengan tema dan tujuan karya desain. Warna huruf yang kontras dengan latar belakang dapat membantu meningkatkan keterbacaan dan daya tarik dari sebuah karya desain.

Hierarchy (Urutan pentingnya informasi) Hierarchy dalam tipografi mengacu pada pengaturan urutan pentingnya informasi dalam sebuah karya desain menggunakan ukuran, gaya, dan warna huruf yang berbeda. Hierarchy dapat membantu memandu target audiens untuk memahami informasi yang disajikan dalam sebuah karya desain.

Konsistensi (Consistency) Konsistensi dalam tipografi mengacu pada penggunaan jenis huruf, ukuran, spasi, dan warna huruf yang konsisten dalam sebuah karya desain. Konsistensi dapat membantu menciptakan kesan yang profesional dan mudah diingat oleh target audiens.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan warna dalam DKV antara lain:
Arti dari warna (Color meanings) Setiap warna memiliki arti dan asosiasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, warna merah sering dikaitkan dengan keberanian, kekuatan, dan kecintaan, sedangkan warna biru sering dikaitkan dengan ketenangan, kepercayaan, dan keamanan. Seorang desainer harus mempertimbangkan arti dari warna dan memilih warna yang sesuai dengan tema dan tujuan karya desain.

Harmoni warna (Color harmony) Warna dapat digabungkan dalam sebuah karya desain untuk menciptakan harmoni dan keseimbangan visual. Beberapa cara untuk menciptakan harmoni warna antara lain menggunakan skema warna komplementer, analog, monokromatik, atau triadik.

Kontras warna (Color contrast) Kontras warna dapat digunakan untuk menekankan atau membedakan elemen penting dari sebuah karya desain. Kontras warna dapat mencakup perbedaan warna yang kuat atau perbedaan warna yang lebih halus seperti warna yang berbeda dari skema warna yang sama.

Warna primer (Primary colors) Warna primer (merah, kuning, dan biru) dapat digunakan sebagai dasar dalam menciptakan skema warna yang kompleks. Warna primer dapat dicampur untuk menciptakan warna sekunder (hijau, ungu, dan oranye) dan warna tersier yang lebih kompleks.

Warna dalam branding (Color in branding) Warna dapat menjadi elemen penting dalam branding sebuah produk atau perusahaan. Beberapa merek terkenal seperti Coca-Cola, McDonald's, atau Nike telah menggunakan warna tertentu untuk membangun citra merek yang kuat dan mudah dikenali.

Konsistensi (Consistency) Konsistensi dalam penggunaan warna sangat penting dalam DKV. Penggunaan warna yang konsisten dapat membantu menciptakan identitas merek yang kuat dan mudah dikenali oleh target audiens.

Beberapa prinsip dasar dalam menciptakan komposisi yang baik antara lain:

Simetri dan asimetri Simetri adalah susunan elemen-elemen visual yang sama atau seimbang di kedua sisi garis tengah karya desain. Sedangkan, asimetri adalah susunan elemen-elemen visual yang berbeda namun seimbang secara visual.

Pemusatan (Emphasis) Pemusatan adalah penekanan pada elemen tertentu dalam karya desain, sehingga memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pemusatan dapat dicapai dengan menggunakan warna, ukuran, bentuk, dan posisi yang berbeda.

Kontras (Contrast) Kontras adalah perbedaan dalam warna, ukuran, bentuk, dan tekstur yang membedakan elemen-elemen visual dalam karya desain. Kontras dapat menciptakan kepentingan visual yang kuat dan memudahkan target audiens dalam membaca pesan yang disampaikan.

Skala (Scale) Skala adalah perbandingan antara elemen-elemen visual dalam karya desain. Pemilihan skala yang tepat dapat membantu menekankan elemen yang penting dan membuat karya desain lebih menarik.

Ruang Kosong (Negative Space) Ruang kosong adalah area di sekitar elemen-elemen visual yang tidak diisi dengan konten atau objek. Ruang kosong dapat membantu menciptakan keseimbangan dan memberikan napas dalam karya desain.

Data
Visualisasi 
Klaritas (Clarity) Visualisasi data harus jelas dan mudah dipahami oleh target audiens. Penggunaan simbol yang mudah diidentifikasi, label yang jelas, dan tata letak yang teratur dapat membantu meningkatkan klaritas visualisasi data.

Kesederhanaan (Simplicity) Visualisasi data harus sederhana dan fokus pada informasi yang paling penting. Terlalu banyak informasi atau efek visual yang berlebihan dapat membingungkan target audiens dan membuat visualisasi data menjadi tidak efektif.

Relevansi (Relevance) Visualisasi data harus relevan dengan tujuan dan konteks data. Visualisasi data yang efektif harus mempertimbangkan audiens, tujuan, dan konteks data untuk memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh target audiens.

Konsistensi (Consistency) Konsistensi dalam penggunaan tata letak, warna, dan simbol sangat penting dalam visualisasi data. Penggunaan yang konsisten dapat membantu meningkatkan pengenalan dan memudahkan target audiens dalam membaca dan memahami visualisasi data.

Kreativitas (Creativity) Visualisasi data yang efektif dapat menciptakan pengalaman visual yang menarik dan menarik perhatian target audiens. Pemilihan warna yang menarik, animasi, atau elemen visual lainnya dapat menambah daya tarik dan keaslian dari visualisasi data.

Ilustrasi adalah gambar yang dibuat oleh seorang desainer, menggunakan berbagai teknik dan media seperti pensil, tinta, cat, atau perangkat lunak desain. Ilustrasi sering digunakan dalam desain komunikasi visual untuk menggambarkan ide atau konsep yang sulit dipahami melalui fotografi, atau untuk menambahkan elemen kreatif yang unik dan menarik dalam karya desain. Kelebihan dari ilustrasi adalah fleksibilitas dan kreativitas dalam membuat gambar yang unik dan khas. Namun, kelemahan dari ilustrasi adalah biaya yang relatif lebih mahal daripada fotografi, dan memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pembuatan.

Fotografi adalah gambar yang diambil oleh kamera, dan sering digunakan dalam desain komunikasi visual untuk memberikan kesan yang realistis dan autentik. Fotografi sering digunakan dalam iklan, katalog produk, dan desain web. Kelebihan dari fotografi adalah kemampuan untuk mengambil gambar yang cepat dan mudah, biaya yang lebih rendah daripada ilustrasi, dan memberikan kesan yang autentik dan realistis pada karya desain. Namun, kelemahan dari fotografi adalah keterbatasan dalam menggambarkan ide atau konsep yang abstrak atau sulit dipahami.

Beberapa jenis ilustrasi yang umum digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain:

Ilustrasi vektor Ilustrasi vektor dibuat dengan menggunakan perangkat lunak desain seperti Adobe Illustrator atau CorelDRAW, dan dibuat dengan menggunakan bentuk geometris dan garis-garis. Keuntungan dari ilustrasi vektor adalah dapat diubah ukurannya tanpa mengurangi kualitas gambar.
2. Ilustrasi digital Ilustrasi digital dibuat dengan menggunakan perangkat lunak desain seperti Adobe Photoshop atau Corel Painter. Keuntungan dari ilustrasi digital adalah kemudahan dalam penggunaan lapisan, efek khusus, dan kemampuan untuk mengubah gambar dengan mudah.
3. Ilustrasi tradisional Ilustrasi tradisional dibuat dengan menggunakan teknik dan media seperti pensil, tinta, cat, atau crayon. Keuntungan dari ilustrasi tradisional adalah keaslian dan karakteristik unik dari setiap gambar yang dibuat.

Beberapa tips dalam membuat ilustrasi yang efektif antara lain:

Pertimbangkan tujuan dan target audiens dari karya desain
2. Buatlah sketsa terlebih dahulu untuk merencanakan bentuk dan tata letak ilustrasi
3. Gunakan warna dan kontras dengan bijak untuk menciptakan gambar yang menarik dan jelas
4. Hindari penggunaan terlalu banyak detail yang dapat membingungkan target audiens
5. Gunakan gaya ilustrasi yang sesuai dengan tema atau konten karya desain.

Beberapa jenis fotografi yang umum digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain:
Fotografi produk Fotografi produk digunakan untuk mempromosikan dan memperlihatkan produk secara detail. Fotografi produk sering digunakan dalam katalog produk, iklan, dan situs web e-commerce.
2. Fotografi jurnalistik Fotografi jurnalistik digunakan untuk menggambarkan peristiwa dan kejadian nyata. Fotografi jurnalistik sering digunakan dalam media berita dan publikasi.
3. Fotografi potret Fotografi potret digunakan untuk mengambil gambar orang atau hewan. Fotografi potret sering digunakan dalam iklan dan media sosial.
4. Fotografi arsitektur Fotografi arsitektur digunakan untuk menggambarkan bangunan dan struktur arsitektur. Fotografi arsitektur sering digunakan dalam publikasi arsitektur dan iklan properti.

Beberapa tips dalam membuat fotografi yang efektif antara lain:

Pilih sudut pandang yang tepat untuk mengambil gambar
2. Perhatikan pencahayaan dan komposisi gambar
3. Gunakan setting kamera yang sesuai dengan kondisi lingkungan
4. Perhatikan pemilihan warna dan kontras dalam gambar
5. Hindari penggunaan efek atau filter yang berlebihan untuk menjaga kesan autentik dan natural dari gambar.

Proses UX Design terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

Research: Tahap ini melibatkan memahami pengguna dan konteks penggunaan produk atau layanan. Penelitian yang dilakukan dapat berupa wawancara, observasi, dan survei.

Ideation: Tahap ini melibatkan mengembangkan ide-ide desain berdasarkan hasil penelitian dan analisis. Tahap ini juga melibatkan membuat prototipe untuk menguji ide-ide desain.

Design: Tahap ini melibatkan merancang tampilan dan interaksi produk atau layanan yang dihasilkan dari tahap ideation. Desain yang dibuat harus mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengguna.

Testing: Tahap ini melibatkan menguji prototipe produk atau layanan untuk mengukur efektivitas dan keterlibatan pengguna. Pengujian dilakukan dengan mewawancarai pengguna, mengamati mereka menggunakan produk atau layanan, dan mengumpulkan umpan balik.

Launch: Tahap ini melibatkan peluncuran produk atau layanan setelah desain dan pengujian selesai dilakukan. Pada tahap ini, pengembang memperbaiki kesalahan yang terjadi dan memperbaiki produk atau layanan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari pengguna.

Proses branding melibatkan beberapa langkah, yaitu:

Penetapan tujuan merek: Langkah pertama adalah menetapkan tujuan merek yang diinginkan, misalnya meningkatkan kesadaran merek, meningkatkan kepercayaan konsumen, atau meningkatkan loyalitas merek.
2. Penentuan posisi merek: Langkah ini melibatkan menentukan posisi merek di pasar, yaitu bagaimana merek ingin dilihat oleh konsumen dalam hubungannya dengan pesaing.
3. Pengembangan identitas merek: Langkah ini melibatkan pengembangan identitas merek yang meliputi logo, warna, font, dan elemen visual lainnya yang merepresentasikan merek secara keseluruhan.
4. Pengembangan pesan merek: Langkah ini melibatkan pengembangan pesan merek yang meliputi tagline, slogan, dan pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen.
5. Implementasi merek: Langkah terakhir adalah mengimplementasikan merek dalam semua elemen pemasaran dan pengalaman konsumen, seperti kemasan produk, iklan, situs web, dan layanan pelanggan.

Proses pengembangan identitas visual meliputi beberapa tahap, yaitu:

Penetapan tujuan dan target audiens: Langkah pertama adalah menentukan tujuan identitas visual dan target audiens yang ingin dijangkau.

Pengembangan logo: Langkah ini meliputi pengembangan logo atau simbol yang merepresentasikan merek atau organisasi. Logo harus mudah dikenali dan mudah diingat oleh konsumen.

Pengembangan palet warna: Langkah ini melibatkan pengembangan palet warna yang konsisten dengan merek atau organisasi. Warna dapat mempengaruhi persepsi konsumen dan menjadi bagian penting dari identitas visual.

Pengembangan font: Langkah ini melibatkan pemilihan font yang konsisten dengan merek atau organisasi. Font dapat membantu mengekspresikan kepribadian merek atau organisasi.

Pengembangan elemen desain tambahan: Langkah ini meliputi pengembangan elemen desain tambahan seperti gambar, grafik, dan pola yang sesuai dengan merek atau organisasi.

Pengujian dan implementasi: Langkah terakhir adalah pengujian dan implementasi identitas visual dalam semua elemen pemasaran dan pengalaman konsumen, seperti kemasan produk, iklan, situs web, dan layanan pelanggan.

THANK U 
AND
GOODBAY

Yunia Riswanti XI MM1 Tugas dgp Powtoon

Copy this link to share with friends and colleagues:

WELCOME TO POWTOON!