Company Principles Template

By zahraniq1805 | Updated: Nov. 18, 2023, 3:12 p.m.

Slideshow Video

SHARE THE AWESOMENESS

Education

create your own animated videos for free

_abc cc

* Powtoon is not liable for any 3rd party content used. It is the responsibility of each user to comply with 3rd party copyright laws.

Embed code

Select a size, the embed code changes based on your selection.

_abc Powtoon Transcript

Hubungan Fasilitatif dalam Proses Konseling
KELOMPOK 4
Muhammad Zharfan Fa'iz (K3123051)Natasya Putri Amalia           (K3123056)Vannissa Nur Meilandani  (K3123077)Zahrani Qosimah                     (K3123081)
Apa yang dimaksud sebagai hubungan fasilitatif antara konselor dan konseli?
1
Hubungan fasilitatif antara konselor dan konseli merupakan kondisi dimana konselor memberikan bimbingan, dukungan, serta pemahaman kepada konseli. Konselor harus menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan potensi konseli. Oleh karena itu, hubungan penting tersebut harus tercipta dalam proses konseling yang efektif, sehingga setiap konseling yang dilakukan dapat mencapai perubahan emosional, pengetahuan, dan tingkah laku konseli.
Bagaimana bentuk hubungan
fasilitatif yang terbangun antara konselor-konseli?
2
Hubungan fasilitatif antara konselor dan konseli mencakup beberapa aspek penting:
1. Empati
 - Konselor berupaya memahami perasaan konseli.
 - Menunjukkan kepekaan terhadap pengalaman   
   dan emosi konseli.
2. Non Judgemental
 - Konselor tidak menilai atau menghakimi konseli 
    atas nilai, keyakinan, atau pilihan hidup mereka.
 - Menciptakan lingkungan yang bebas dari 
    penilaian negatif.
3. Dukungan Emosional
 - Memberikan dukungan emosional tanpa 
    menentukan keputusan atau solusi tertentu.
 - Memberikan konseli ruang yang aman untuk  
    membicarakan perasaannya.

4. Komunikasi Terbuka
 - Menjalin komunikasi terbuka dan jujur.
 - Dorong konseli untuk berbagi dengan bebas tanpa
    rasa takut.
5. Kesetaraan
 - Menciptakan hubungan yang saling menghormati dan 
    setara antara konselor dan konseli.
 - Tidak ada rasa superioritas.
6. Kepercayaan dan Kerahasiaan
 - Membangun kepercayaan melalui konsistensi, 
    kejujuran, dan keterbukaan.
 - Menjaga kerahasiaan informasi yang 
    dibagikan oleh konseli.
7. Kemandirian
 - Mendorong konseli untuk bertanggungjawab 
    dan berperan aktif dalam menemukan solusi.
 - Memberikan dukungan untuk perkembangan
    pribadi dan pengambilan keputusan.

Dalam proses membangun
hubungan yang fasilitatif, tentu
ada tujuan yang harus dicapai.
Apa saja tujuan tersebut
berdasarkan kajian teoretis?
3
Berdasarkan kajian teoritis, tujuan membangun hubungan fasilitatif antara konselor dan konseli, yaitu
Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman 
    Lingkungan yang aman dan nyaman merupakan 
    syarat mutlak terjadinya komunikasi yang efektif. 
    Dalam hubungan  fasilitatif, konselor harus  
    menciptakan lingkungan di mana konseli merasa 
    nyaman mengekspresikan diri dan idenya.
2. Membangun kepercayaan 
    Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan 
    yang baik. Dalam hubungan fasilitatif, konselor harus 
    membangun kepercayaan dengan konseli dengan  
    bersikap jujur, terbuka, dan menghargai pendapat 
    konseli.
3. Mendorong rasa saling pengertian
    Rasa saling pengertian adalah kunci menuju 
    kesepakatan. Dalam hubungan fasilitatif, 
    konselor harus membantu konseli 
    memahami sudut pandang masing-masing 
    dan mencari titik temu yang dapat diterima  
    semua pihak.
4. Meningkatkan keterampilan konseli
    Konselor harus membantu konseli untuk 
    meningkatkan keterampilan komunikasi, 
    pemecahan masalah, dan pengambilan 
    keputusan.

Bagaimana seorang konselor
mampu membangun hubungan hubungan yang fasilitatif terhadap proses konseling yang sedang dilakukannya?
4
Membangun kepercayaan
    Konselor perlu membangun kepercayaan   
    dengan konseli mereka. Hal ini dapat 
    dicapai melalui kejujuran, keterbukaan 
    dan empati. Konselor juga harus menjaga 
    kerahasiaan informasi yang diberikan  
    konseli.
2. Menunjukkan penerimaan
    Konselor harus menunjukkan penerimaan 
    kepada konseli tanpa menghakimi atau 
    mengkritik. Konselor harus mengevaluasi    
    konseli apa adanya, termasuk kekuatan 
    dan kelemahannya.

3. Ciptakan suasana aman
    Konselor harus menciptakan suasana 
    yang aman dan nyaman bagi konselinya. 
    Hal ini dapat dilakukan dengan 
    menyediakan ruang konseling yang 
    tenang dan nyaman, serta dengan 
    bersikap tenang dan sabar.
4. Mendengarkan secara aktif
    Konselor harus secara aktif 
    mendengarkan konselinya. Hal ini dapat 
    dicapai dengan memberikan perhatian 
    maksimal kepada konseli,  mengajukan 
    pertanyaan klarifikasi, dan meringkas apa 
    yang telah disampaikan oleh konseli. 
5. Mengkomunikasikan empati
    Konselor harus menyampaikan empati 
    kepada konseli. Hal ini dapat dilakukan 
    dengan mengungkapkan pemahaman 
    dan penghargaan terhadap perasaan 
    dan pengalaman konseli.

Pada upaya membangun kondisi fasilitatif, tentu ada banyak kondisi khusus yang perlu diperhatikan, misalnya:
5
Bagaimana jika konselor sedang memiliki masalah?
 :  Menurut kami, apabila seorang konselor 
 memiliki masalah, sebaiknya tetap 
 menjaga profesionalitasnya. Konselor juga 
 bisa melakukan konseling dengan konselor 
 lain untuk membantu mengatasi  
 masalahnya.
Bagaimana jika konseli tidak bersedia diajak kerjasama?  
 :  Jika konseli tidak bersedia diajak 
 kerjasama, kita sebagai konselor sebaiknya 
 melakukan pendekatan dan pengarahan 
 supaya konseli bisa lebih terbuka kepada 
 kita. Dengan demikian, kita bisa mencari 
 tahu masalah yang dimiliki konseli.

Bagaimana jika bertemu dengan konseli yang diam?
: Kita bisa melakukan pendekatan secara  
 perlahan terhadap konseli dengan cara:
 a. Menciptakan lingkungan yang aman 
     dengan bersikap ramah.                                   
 b. Menunjukkan ketertarikan terhadap 
     konseli sehingga konseli bisa lebih 
     terbuka.                                                               
 c. Mengajukan pertanyaan terbuka supaya 
     kita lebih bisa mengenal konseli.                     
 d. Lebih tenang dan sabar dalam 
     menghadapi konseli. Beri mereka waktu 
     hingga akhirnya bisa lebih nyaman 
     dengan kita.

Bagaimana jika bertabrakan dengan jadwal konseling lainnya?
: Kita sebaiknya memprioritaskan konseli 
 dengan masalah yang lebih serius terlebih 
 dahulu kemudian mengatur ulang jadwal 
 konseling dengan konseli yang lain 
 menggunakan komunikasi terbuka untuk 
 menemukan solusi.
Bagaimana jika konselor dihadapkan pada masalah urgent?
: Konselor dapat menawarkan alternatif 
 kepada konseli, seperti menjadwalkan ulang 
 sesi konseling ataupun menghubungi 
 konselor lain untuk mendapatkan bantuan.

THANK 
YOU !

Company Principles Template

Copy this link to share with friends and colleagues:

WELCOME TO POWTOON!