PPT Financial distress dan prediksi kebangkrutan kel.6 Mk2.pptx

By yantizarkasyi | Updated: June 14, 2024, 11:59 a.m.

Loading...

Slideshow Video

Sign up for free!

SHARE THE AWESOMENESS

pptx2powtoon

create your own animated videos for free

_abc cc

* Powtoon is not liable for any 3rd party content used. It is the responsibility of each user to comply with 3rd party copyright laws.

Embed code

Select a size, the embed code changes based on your selection.

_abc Powtoon Transcript

Financial Distress Dan Prediksi Kebangkrutan
Kelompok 6, Manajemen Keuangan 2 :

Rizqi Nugraha	 (1902015138)
Ketlin Nurul Hikmah	 (1902015135)
Shabikha Anandea	 (2102015032)
Financial Distress merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Plat dan Plat, 2022, dalam Almilia,2006).
Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau peutupan perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan diartikan sebagai kegagalan keuangan (financial failure) dan kegagalan ekonomi (economic failure) yang terjadi pada perusahaa. (Ramadhani dan Lukviarman, 2009).
Financial Distress Dan Kebangkrutan
Indikator Prediksi Kebangkrutan
Selain pada akhirnya perusahaan di nyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khusus nya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya. Indicator yang harus diperhatikan para manajer, seperti yang dikemukakan oleh Harnanto (2000) dalam penelitian Nurul Mukhlisah (2011) bahwa :
- Penurunan volume penjualan karena adanya perubahan selera atau permintaan konsumen.
- Kenaikan biaya produksi.
- Tingkat persaingan yang semakin ketat.
- Kegagalan melakukan ekspansi.
- Ketidakefektifan dalam melaksanakan fungsi pengumpulan piutang.
- Kurang adannya dukungan atau fasilitas perbankan (kredit).
- Tingginya tingkat ketergantungan terhadap piutang.

Suatu perusahaan yang mengandalkan hutang di dalam menghadapi kegiatan operasi dan kegiatan operasinya, akan berada dalam keadaan yang kritis, karena apabila pada suatu saat perusahaan mengalami penurunan hasil operasi maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kesulitan di dalam menyelesaikan kewajibannya.
Model Altman (Z-Score)
Mamduh M. Hanafi dan Halim (2005:286) Analisis Z-Score adalah model prediksi kebangkrutan sudah dikembangkan ke beberapa Negara. Altman (1983,1984) melakukan survei model-model yang dikembangkan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brasil, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Belanda dan Perancis. Salah satu masalah yang bisa dibahas adalah apakah ada kesamaan rasio keuangan yang bisa dipakai untuk prediksi kebangkrutan untuk semua negara, ataukah mempunyai kekhususan.
Persamaan dekriminan sebagai berikut:
Zi = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
Masalah lain yang perlu dipertimbangkan adalah banyak perusahaan yang tidak go publik, dengan demikian perusahaan tersebut tidak mempunyai nilai pasar. Untuk beberapa negara seperti Indonesia, perusahaan itu merupakan bagian terbesar yang ada. Altman kemudian mengembangkan model alternatif dengan menggantikan nilai pasar dengan nilai buku modal saham. Dengan cara demikian, model tersebut bisa dipakai baik untuk perusahaan yang go publik maupun yang tidak go publik. Persamaan yang diperoleh semacam itu adalah sebagai berikut:
Dimana: 
X1 = Working capital/total aktiva 
X2 = Laba Ditahan/total aktiva 
X3 = EBIT/total aktiva 
X4 = Nilai Buku Modal Saham/Nilai Buku Total Utang
X5 = Sales/total aktiva
Variabel X1, X2, X3 dan X5 sama dengan model yang pertama, tetapi untuk variabel X4 menggunakan nilai buku modal saham terhadap nilai buku utang. Nilai buku modal saham adalah nilai modal saham yang tercantum di dalam Neraca. 
Model yang baru tersebut mempunyai kemampuan prediksi yang cukup baik (95% benar dari total sampel), titik cut off yang digunakan model Altman adalah Z < 1,20 sebagai perusahaan dalam kondisi bangkrut, sedangkan 1,20 < Z < 2,90 sebagai perusahaan dalam kondisi kritis atau rawan, dan Z > 2,90 sebagai perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak bangkrut.
Contoh Soal :
Berikut adalah perhitungan Z-Score untuk perusahaan ASII, berdasarkan data tahun 2009
Berdasarkan tabel tersebut, berapakah Z Score yang di peroleh dan apa kesimpulan yang dapat ditanyakan :
Jawaban :
Kesimpulan :

Nilai z-score pada Perusahaan ASII, berdasarkan pada tahun 2009 adalah 3,991652981 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkryt atau dalam keadaan sehat (safe).

Financial Distress berarti kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan atau kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius yaitu : jika hutang lebih besar dibandingkan dengan asset.
Bagaimana Cara Mencegah Financial Distress :
Menjaga Rasio Utang
Menerapkan Perencanaan Keuangan yang Efektif
Menyiapkan Aset Likuid
Menambah Sumber Pendapatan Bisnis
Cara Mengatasi Financial Distress pada Bisnis
Restrukturisasi Kredit
Mengurangi Pengeluaran Bisnis
Mengandalkan Piutang
Melakukan Upaya Merger dengan Bisnis Lain
Pencegahan Financial Distress
Thank You

PPT Financial distress dan prediksi kebangkrutan kel.6 Mk2.pptx

Copy this link to share with friends and colleagues:

WELCOME TO POWTOON!